Catatan tersebut nantinya akan ditindaklanjuti untuk kemudian menjadi pertimbangan tim dalam menyetujui atau menolak hasil Pilpres yang akan ditetapkan KPU 27 Juli mendatang.
“Ada 4 hal yang akan menentukan sikap kami pada tanggal 27. Apakah kita akan tanda tangan atau tidak tingkat KPU,” kata Wakil Ketua Tim Sukses JK-Wiranto, Syamsul Muarif dalam jumpa pers usai rapat evaluasi Pilpres di Posko Slipi II, Jl Ki Mangun Sarkoro, Jakpus.
Syamsul memaparkan, 4 hal yang menjadi catatan adalah:
- kisruh Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK),
- dugaan pelanggaran dan kecurangan saat pelaksanaan Pilpres,
- dugaan kecurangan pengisian formulir C1 sebelum pemilihan, dan
- dugaan kecurangan sistematis di kantong-kantong suara JK-Wiranto.
Tim, lanjut Syamsul tidak akan segan-segan untuk menolak hasil KPU jika temuan di lapangan oleh pihaknya berkata lain.
“Kalau jumlahnya berbeda siginifikan maka kita kita akan menghabisi KPU,” kata Syamsul soal dugaan kecurangan sistematis di kantong-kantong suara JK-Wiranto.
Anggota Tim Sukses JK-Wiranto, Iskandar Manji memberi contoh adanya gerakan sistematis untuk menghambat dukungan JK-Wiranto di sebuah daerah basis orang Makassar di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Tidak ada satu TPS pun yang dimenangkan JK, padahal di Tanjung Priuk basis orang Makassar mereka mengaku memilih JK, tapi bukan JK yang menang,” ujarnya.
“Kalau jumlahnya berbeda siginifikan maka kita kita akan menghabisi KPU,” kata Syamsul soal dugaan kecurangan sistematis di kantong-kantong suara JK-Wiranto.
Anggota Tim Sukses JK-Wiranto, Iskandar Manji memberi contoh adanya gerakan sistematis untuk menghambat dukungan JK-Wiranto di sebuah daerah basis orang Makassar di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Tidak ada satu TPS pun yang dimenangkan JK, padahal di Tanjung Priuk basis orang Makassar mereka mengaku memilih JK, tapi bukan JK yang menang,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar