Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengamankan dua keping "compact disc" (CD) berisi ajakan berjihad yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam.
Direktur Lalu-Lintas Polda Lampung Kombes Ahsanur Rozim yang mewakili Kapolda Brigjen Ferial Manaf dalam pemaparan kesiapan pengamanan Lebaran di Pemprov Lampung, Rabu, tidak memerinci bentuk CD dan seluruh isinya.
"Secara tugas saya tidak menangani secara dalam, bisa nanti ditanyakan ke Pak Kapolda, kebetulan beberapa hari lagi akan rapat dengan jajaran terkait guna membahas dan mengantisipasi peredaran CD tersebut," kata dia.
Dirlantas Polda Lampung itu mengaku sudah melihat dan membuka CD dalam bahasa Indonesia tersebut, namun belum secara dalam menganalisanya.
"Sepintas saya lihat isinya mengajak berjihad, namun sepertinya jihad yang menyimpang. Karena itu, Polda akan menggelar dan membahasnya dengan pihak terkait seperti MUI dan lainnya," kata dia, didampingi Humas Polda Lampung AKBP Fatmawati.
Sementara itu, warga di Bandarlampung menyatakan setuju apabila kepolisian mengawasi isi ceramah, terutama oleh penceramah yang bukan dari wilayahnya.
"Saya pikir hal itu bagus. Memang ada yang bilang seperti era dulu, tetapi diakui era dulu justru lebih aman dan itu yang diinginkan masyarakat," kata Satar, warga Kedaton, Bandarlampung.
Namun, lanjut dia, pengawasan penceramah tidak kaku dan terbuka, karena bisa mengganggu ketertiban dan kenyamanan jemaah yang memang benar-benar ingin beribadah.
"Perlu teknik tersendiri, jangan sampai masyarakat atau jemaah tahu ada petugas sedang mengawasi penceramah. Petugas lebih tahu caranya," kata pria yang mengaku berusia 70 tahun itu
Direktur Lalu-Lintas Polda Lampung Kombes Ahsanur Rozim yang mewakili Kapolda Brigjen Ferial Manaf dalam pemaparan kesiapan pengamanan Lebaran di Pemprov Lampung, Rabu, tidak memerinci bentuk CD dan seluruh isinya.
"Secara tugas saya tidak menangani secara dalam, bisa nanti ditanyakan ke Pak Kapolda, kebetulan beberapa hari lagi akan rapat dengan jajaran terkait guna membahas dan mengantisipasi peredaran CD tersebut," kata dia.
Dirlantas Polda Lampung itu mengaku sudah melihat dan membuka CD dalam bahasa Indonesia tersebut, namun belum secara dalam menganalisanya.
"Sepintas saya lihat isinya mengajak berjihad, namun sepertinya jihad yang menyimpang. Karena itu, Polda akan menggelar dan membahasnya dengan pihak terkait seperti MUI dan lainnya," kata dia, didampingi Humas Polda Lampung AKBP Fatmawati.
Sementara itu, warga di Bandarlampung menyatakan setuju apabila kepolisian mengawasi isi ceramah, terutama oleh penceramah yang bukan dari wilayahnya.
"Saya pikir hal itu bagus. Memang ada yang bilang seperti era dulu, tetapi diakui era dulu justru lebih aman dan itu yang diinginkan masyarakat," kata Satar, warga Kedaton, Bandarlampung.
Namun, lanjut dia, pengawasan penceramah tidak kaku dan terbuka, karena bisa mengganggu ketertiban dan kenyamanan jemaah yang memang benar-benar ingin beribadah.
"Perlu teknik tersendiri, jangan sampai masyarakat atau jemaah tahu ada petugas sedang mengawasi penceramah. Petugas lebih tahu caranya," kata pria yang mengaku berusia 70 tahun itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar