Twitter macet sebentar pada Selasa, setelah jejaring "kapling" mikro tersebut mengalami babak baru serangan di dunia maya.
"Kami saat ini mengalami gelombang lain serangan `Distributed Denial of Service (DDoS)` terhadap sistem kami," kata Alex Payne, pemimpin program Twitter di dalam pembahasan kelompok secara online.
Serangan "Denial-of-service (serangan Dos)" atau "serangan distributed denial-of-service (serangan DDoS)" adalah upaya untuk membuat sumber komputer tak dapat diakses oleh calon pemakainya.
Metode, motif dan sasaran serangan DoS mungkin beragam, tapi biasanya terdiri atas upaya terpadu terhadap satu atau beberapa orang guna mencegah layanan atau laman Internet berfungsi secara efisien atau tak berfungsi sama sekali.
Dalam laporan status paling akhir yang disiarkan di "kaplingnya" (blog), Twitter menyatakan, "Kami kembali dan menganalisis arus data guna memastikan sifat serangan ini."
Twitter tidak beroperasi selama beberapa jam akhir pekan lalu akibat serangan terkoordinasi yang menghalangi kegiatannya. Serangan serupa juga membuat lamban operasi jejaring sosial lain, Facebook.
Pengguna Twitter tak dapat mengakses jejaring tersebut Kamis (6/8), setelah layanan sosial itu macet. Jejaring sosial lain yang terkenal, Facebook, juga melaporkan menghadapi gangguan dan beberapa laman lain media sosial, termasuk Gawker dan Live Journal, menyatakan mereka juga terpengaruh.
Menurut laporan, serangan pekan lalu mungkin telah ditujukan kepada seorang "pemilik kapling" (blogger) di Georgia.
Serangan terhadap Twitter tampaknya telah "bermotif geopolitik", kata pendiri bersama Twitter, Biz Stone, Jumat lalu seperti dilaporkan Xinhua.
"Namun, kami tak merasa bahwa cocok untuk terlibat dalam pembahasan spekulatif mengenai motif ini," katanya.
Dalam pernyataan yang dikirim di "kaplingnya", Stone mengatakan perusahaan itu lebih suka untuk tidak berspekulasi mengenai alasan serangan tersebut. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar