Presiden SBY diminta mem-pertanggunjawabkan ucapannya saat menanggapi peristiwa pengeboman di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott. Terutama tentang adanya hubungan teror bom dan pemilihan presiden yang digelar 8 Juli lalu.
"Presiden harus bersikap mempertanggungjawabkan omongannya, tuduhan itu seharusnya bisa dipertanggungjawabkan secara hukum oleh presiden," kata mantan juru bicara presiden era Gus Dur, Wimar Witoelar.
Hal itu ia sampaikan usai menyampaikan ucapan duka dan doa bagi korban pengeboman di depan Hotel JW Marriott, Kuningan, Jaksel, Senin (20/7/2009).
Wimar menilai, SBY sebagai presiden sudah mengambil sikap yang jelas. Tidak ada lagi keragu-raguan dalam ucapannya kala itu. "Ini pertama kalinya selama 5 tahun," tegasnya.
Untuk itu, pria yang berambut kribo ini meminta semua pihak tidak menjadikan pernyataan SBY polemik yang berkepanjangan. Justru sebaliknya, seluruh pihak harus membantu penyelesaian masalah ini.
"Saya juga mengimbau untuk semua kalangan pejabat, jangan menjadi ahli teror," tegasnya.
Wimar menilai, SBY sebagai presiden sudah mengambil sikap yang jelas. Tidak ada lagi keragu-raguan dalam ucapannya kala itu. "Ini pertama kalinya selama 5 tahun," tegasnya.
Untuk itu, pria yang berambut kribo ini meminta semua pihak tidak menjadikan pernyataan SBY polemik yang berkepanjangan. Justru sebaliknya, seluruh pihak harus membantu penyelesaian masalah ini.
"Saya juga mengimbau untuk semua kalangan pejabat, jangan menjadi ahli teror," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar