Kamis, November 12, 2009

Menkopolhukam: Polri akan Direformasi

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengatakan, akan ada reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sebagai aparat penegak hukum.

"Adalah nanti," katanya singkat menjawab ANTARA News usai menghadiri upacara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Ketika didesak mekanisme reformasi di tubuh Polri, Djoko enggan berkomentar banyak. "Reformasi itu kan tidak mudah. Bicara reformasi kan tidak bisa sepotong-potong begini, perlu pembicaraan lebih panjang," katanya.

Munculnya dugaan rekayasa oleh Polri dalam kasus Bibit-Chandra dan pembunuhan Direktur PT Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, yang menyeret mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar, memunculkan reaksi sejumlah kalangan agar Polri mereformasi diri.

"Kejadian ini harus menjadi pelajaran untuk mereformasi proses penegakan hukum menjadi lebih transparan dan adil," kata Komisaris Besar (Purn) Alfons Loe Mau, alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1974.

Guru besar Universitas Indonesia, yang juga mantan polisi, Bambang Widodo Umar, mengaku prihatin dengan apa yang dilakukan polisi.

"Polisi bukan sekadar penegak hukum normatif, tetapi harus dapat menjadi pengayom masyarakat. Bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat," katanya.

Apa yang terjadi saat ini, kata Bambang, menunjukkan bahwa polisi sama sekali tak profesional.


Share/Save/Bookmark

Wiliardi Sebut Kapolri Dalam Rekayasa Kasus Antasari

Mantan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wiliardi Wizar, menyebut nama Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, terkait kasus mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar.

"Ini perintah pimpinan jenderal bintang II (Wakabareskrim Irjen Hadiatmoko--saat ini staf ahli Kapolri) ya kalau di atasnya kapolri lah," katanya saat menjadi saksi dalam persidangan dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa.

Wiliardi Wizar juga menjadi terdakwa dalam kasus dugaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasruddin Zulkarnaen bersama-sama dengan Antasari Azhar, Sigit Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo.

Wiliardi mengaku dirinya menyatakan pada pukul 10.00 WIB, bertempat di tahanan Mabes Polri didatangi Wakabareskrim, Irjen Hadiatmoko.

"Irjen Hadiatmoko meminta dirinya untuk mengikuti saja (dirinya mengaku sebagai pembunuh Nasruddin) penyidik agar bisa menaikkan berkas menjadi P21," katanya.

Mantan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wiliardi Wizar, menyatakan kasus Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai tersangka pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasruddin Zulkarnaen merupakan rekayasa.

Ia menegaskan Irjen Hadiatmoko untuk berbicara sesuai keinginan pimpinan di Mabes Polri.

"Saya (Irjen Hadiatmoko) minta kamu ngomong saja. Kamu dijamin pimpinan, kamu tidak akan ditahan," katanya.

"Jam 00.30 WIB, saya dibangunkan penyidik (saat ditahan) ada istri saya, adik ipar saya. Bagaimana yang baik untuk menjerat Antasari Azhar, tapi dengan syarat besok saya pulang," katanya.

Namun, kata dia, besoknya keluar berita di televisi mengenai dirinya dalam kasus pembunuhan itu. "Padahal orang tua saya sedang sakit, anak masuk sekolah," katanya.

"Tapi nyatanya saya tetap ditahan dengan alasan ini perintah pimpinan, saya protes," katanya.

Ia menyatakan seluruh rekonstruksi itu jalannya pembunuhan Direktur PT PRB, adalah tidak benar.

"Saya tidak sebejat itu (melakukan pembunuhan)," katanya.


Share/Save/Bookmark

Wiliardi: Kasus Antasari Rekayasa

Mantan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wiliardi Wizar, menyatakan kasus Antasari Azhar, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai tersangka pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasruddin Zulkarnaen merupakan rekayasa.

"Pada jam 12.00 WIB (pemeriksaan dirinya di Polda Metro Jaya), didatangi Direskrim Polda Metro Jaya, Wadireskrim Polda Metro Jaya, kasat-kasat menyatakan sasaran kita hanya Antasari Azhar," katanya saat menjadi saksi dalam persidangan Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Kombes Pol Wiliardi Wizar sendiri menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan itu, bersama-sama dengan Sigit Haryo Wibisono, Jerry Hermawan Lo dan lima eksekutor lainnya.

Dengan suara bergetar menahan emosi, Wiliardi menyatakan dirinya seusai didatangi Direskrim Polda Metro Jaya lalu dibacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sigit Haryo Wibisono.

"Direskrim menyatakan samakan saja BAP-nya (Wiliardi wizar) dengan Sigit Haryo Wibisono," katanya.

Kemudian, kata dia, BAP dirinya itu ditayangkan di stasiun televisi swasta hingga dirinya mempertanyakan kepada Direskrim Polda Metro Jaya melalui pesan singkat (SMS) yang memprotes isi BAP tersebut.

"Karena saya tidak pernah memberikan keterangan seperti itu kepada Direskrim," katanya.

"Ini perintah atasan," kata dalam persidangan yang dipimpin hakim Herry Swantoro.

Allahu Akbar

Antasari Azhar ketika mendengar keterangan saksi Wiliardi Wizar itu, badannya lemas yang bersamaan dengan diskors-nya persidangan oleh majelis hakim, sembari menyatakan kalimat "Allahu Akbar".

Antasari Azhar terkulai lemas sembari berlinang air mata di kursi setelah sebelumnya dipapah oleh sejumlah tim kuasa hukumnya.

Kuasa hukum Antasari Azhar, Juniver Girsang, menyatakan, dirinya kaget dengan keterangan saksi yang dianggap pertama kalinya di sejarah dunia peradilan tanah air.

"Pernyataan saksi menyatakan bahwa seorang terdakwa dapat diskenariokan, dan sasarannya adalah Antasari Azhar," katanya.

Juniver Girsang menyatakan Antasari Azhar sangat kecewa dan meminta keadilan kepada pemerintah.

"Orang tidak bersalah tapi diskenariokan. Ini fenomenal padahal Antasari Azhar sudah banyak melaksanakan tugas," katanya.


Share/Save/Bookmark

Minggu, November 08, 2009

Banyak Korban Cyber Crime Indonesia di Luar Negeri

Banyak pengguna Internet di luar negeri yang menjadi korban kejahatan melalui dunia maya (cyber crime) yang dilakukan oleh pelaku-pelaku di Indonesia.

Interpol Indonesia mengaku banyak menerima laporan dan pengaduan dari pengguna Internet di negara lain yang merasa ditipu oleh orang yang mengaku pedagang di Indonesia.

Menurut keterangan para korban, mereka telah ditawari barang oleh pedagang di Indonesia melalui Internet, namun ketika sudah membayar uang muka (down payment), orang yang mengaku pedagang itu menghilang, kata Sekretaris National Central Bureau (NCB)-Interpol Indonesia Brigadir Jenderal Halba Rubis Nugroho, Kamis.

"Setelah buyer membayar DP sekian persen, pembeli itu menghilang dan tidak bisa dikontak," ujarnya di Bandung.

Menurutnya, tren cyber crime di Indonesia kini mulai berubah. Dahulu, pelaku cyber crime modusnya memakai kartu kredit orang lain untuk membeli barang dari luar negeri.

"Nah kini sebaliknya. Banyak korban dari luar negeri justru yang tertipu dengan pedagang palsu dari Indonesia saat transaksi via Internet," ujarnya di Bandung.

Dia menghimbau agar semua pihak berhati-hati sebelum transaksi via dunia maya. Selain itu, sebelum melakukan transaksi, baiknya melaporkan dahulu kepada NCB melalui www.interpol.go.id.

"Dengan laporan itu, nanti kami akan mengecek si pedagang itu apa benar atau fiktif. Dan begitu juga sebaliknya," ucapnya.

Ditempat yang sama, Kanit V/Cyber Direktorat II Bareskrim Mabes Polri Komisaris Beras Petrus Golose menuturkan, Indonesia pernah tercatat sebagai negara yang paling banyak tindak cyber crime-nya.

"Itu secara kuantitas. Namun secara kualitas, Amerika nomor satu karena dari aksi cyber crime itu, 85 persen IP Protokolnya dari Amerika. Yang 15 persen tersebar di seluruh dunia," katanya.

Menurutnya, sejak 2006 hingga 2009, telah ada banyak korban dari 49 negara di dunia yang mengaku menjadi korban cyber crime oleh orang Indonesia.

Selain itu, dia menambahkan, pekerjaan menyidik cyber crime tergolong unik. Pasalnya, tidak diketahui pelakunya.

"Paling yang ketemu komputernya. Dan untuk menangani kasus cyber crime di Indonesia itu, kami baru punya 20 orang," katanya.


Share/Save/Bookmark

Klub Poligami Indonesia Diresmikan

Sebanyak 150 orang undangan dari seluruh Indonesia memeriahkan launching klub poligami di Hotel Grand Aquila Bandung, Jawa Barat, Sabtu malam.

Para tamu undangan yang datang di antaranya dari Papua, Jakarta, Tasikmalaya dan Garut. Dalam peresmian tersebut, hadir juga ketua klub poligami Malaysia Global Ikhwan Chodijah Binti Am.

Di samping peresmian klub poligami, dalam kegiatan yang bertema `Poligami Obat Mujarab Untuk Mendapatkan Cinta Allah`, digelar juga konser musik, operet dan penjelasan mengenai poligami.

Ketua Global Ikhwan Chodijah Binti Am mengatakan, klub poligami tersebut awal mulanya diresmikan di Malaysia. Untuk itu, global ikhwan akan mendirikan cabang klub poligami di Indonesia dan dimulai dari daerah Jawa dan Sumatera.

"Sebelum meresmikan klub poligami di Bandung, saya sudah berkeliling Indonesia untuk menyampaikan misi tentang poligami," katanya ketika dihubungi.

Menurut dia, klub poligami di Malaysia sekarang sudah berjalan dengan lancar bahkan sekarang klub poligami sudah memiliki 300 anggota yang tersebar di berbagai negara, seperti Indonesia, Australia, Singapura, Timur Tengah, Thailand dan negara-negara lainnya.

Ia menjelaskan, poligami menjadi obat mujarab untuk mendapatkan cinta Allah sebab dengan poligami seseorang akan senantiasa mengalami kesusahan dalam hidupnya.

"Ketika dia dalam kesusahan maka dia akan meminta pertolongan kepada Allah. Kesusahan yang dialami seorang istri yang suaminya berpoligami sifatnya terus menerus, maka dia pun akan terus meminta tolong kepada Allah," ujarnya.

Ia mengaku, sebagai wanita awalnya menolak poligami, bahkan seluruh keluarganya pun menolak dengan alasan takut Chodijah tidak bahagia dan terlantar.

Tapi, ia melanjutkan, setelah selama 30 tahun menjalani hidup sebagai seorang istri yang dipoligami, justru dirinya mendapatkan cinta Allah, karena senantiasa berkomunikasi dengan-Nya.

Chodijah tidak memungkiri jika pendirian klub poligami di Indonesia akan menimbulkan penentangan dari berbagai pihak apalagi kaum hawa. "Hal itu juga terjadi di Malaysia ketika pertama kali dideklarasikan, namun sekarang semua sudah bisa menerimanya," katanya.

"Untuk di Indonesia sendiri saat ini ada 30 keluarga yang bergabung dalam klub poligami dan sementara saya akan mendeklarasikan di Jawa dan Sumatera dulu. Sudah itu baru ke seluruh Indonesia," katanya. (ant)


Share/Save/Bookmark