Kamis, Januari 07, 2010

PT Sinar Sosro Akan Digugat Rp1 Miliar

Seorang konsumen teh Botol Sosro, Dallas Franky Hutapea akan menggugat produsen PT Sinar Sosro, senilai Rp1 Miliar ke Pengadilan Negeri (PN) Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Peristiwa tersebut merupakan satu kelalaian dari produsen teh botol sosro yang menjual minuman kadaluarsa tanpa mencantumkan batas waktu konsumsinya," kata Dallas saat melakukan konsultasi di PN Cibadak, Rabu.

Manager HRD PT Shinhwa Bumi itu merupakan korban dugaan keracunan minuman teh Botol Sosro. Bahkan Dalas sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Betha Medika Sukabumi.

Dugaan keracunan itu berawal ketika Dallas pada Rabu (16/12) lalu meminum teh botol merek Sosro yang dibelinya di sebuah kantin berdekatan dengan kantornya, di kawasan Desa Benda Kecamatan Cicurug.

Setelah meminum teh botol tersebut, Dallas mengalami mual-mual, pusing serta mengalami kejang di sekujur tubuhnya.

Ia mengaku sempat melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) untuk diselesaikan secara kekeluargaan dan dengan baik-baik, namun tidak ditemukan kesepakatan.

"Karena tidak ada itikad baik dari pihak PT Sinar Sosro, maka saya akan melanjutkan kasus ini kepada PN Cibadak untuk menggugat teh botol sosro sebesar Rp1 miliar," kata Dallas didampingi kuasa hukumnya Tatang S Wiriamihardja.

Kuasa hukum korban, Tatang S Wiriamihardja menambahkan, pihak PT Sinar Sosro juga harus meminta maaf kepada korban melalui media massa baik cetak maupun elektronik sebagai bukti keseriusan untuk menyelesaikan kasus ini.

"Rencananya kami akan melayangkan gugatan ke PN Cibadak pada Kamis (7/1)," katanya.

Sebelumnya, Pimpinan PT Sinar Sosro Indonesia Cabang Sukabumi, Joko Purnomo mengaku pihaknya telah menerima adanya aduan korban yang diduga keracunan tersebut, bahkan pihaknya sudah melakukan penawaran dengan mengganti uang berobat kepada korban.

"Kami langsung mendatangi korban dan kami menawarkan kepada korban uang pengganti berobat, namun ditolaknya. Kami siap menghadapi segala proses hukum, kalau memang produk kami mengakibatkan keracunan," katanya.

Menurut dia, produknya biasa berlaku satu tahun dan selama tiga bulan sebelum habis masa kadaluwarsanya sudah ditarik, sehingga pihaknya juga mempertanyakan produk yang diduga kadaluarsa tersebut.

Di tempat terpisah, Ketua BPSK Kabupaten Sukabumi, Memed Jamaludin mengatakan, pada pertemuan atau sidang yang dilakukan di BPSK, kedua belah pihak tidak menemui titik temu.

"Kami putuskan mengembalikan kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan kasus tersebut," tuturnya.


Share/Save/Bookmark

DPR Bahas Gelar Pahlawan Gus Dur

Badan Musyawarah (Bamus) DPR akan membahas usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Kamis sore (7/1).

"Sudah diagendakan, akan dibicarakan dalam rapat Bamus Kamis, " kata Ketua DPR Marzuki Alie usai peresmian kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Sumut di Medan, Rabu.

Marzuki mengatakan, pembahasan usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur dilakukan karena ada usulan dari fraksi DPR, yaitu Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Usulan itu sudah dibicarakan dalam rapat pimpinan DPR dan akan dilanjutkan pembahasannya dalam rapat Bamus yang akan dilaksanakan Kamis sore.

Jika disepakati dalam rapat Bamus, usulan pemberian gelar pahlawan nasional itu akan dibawa ke rapar paripurna dengan menghadirkan seluruh anggota DPR.

Jika pembahasannya tidak tuntas dalam rapat Bamus karena tidak semua fraksi yang mungkin memberikan pendapat, maka usulan itu akan lebih detail dalam rapat konsultasi fraksi.

"Kalau sudah disepakati, (usulan itu) akan disampaikan kepada pemerintah," kata mantan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat tersebut.

Ia menjelaskan, pembicaraan dalam rapat Bamus DPR itu hanya terkait usulan pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Gus Dur, tidak menyangkut usulan sama untuk mantan Presiden Soeharto.

Usulan terhadap mantan penguasa Orde Baru itu belum diterima secara tertulis oleh pimpinan DPR karena hanya disampaikan secara lisan dalam sebuah rapat paripurna.

Meski demikian, usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto akan menjadi catatan yang dapat menjadi pembahasan antar fraksi.

Jika disetujui fraksi di DPR, maka tidak tertutup kemungkinan usulan tersebut akan dibawa dalam pembahasan sidang paripurna.

Ia menambahkan, usulan pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Gus Dur itu hanya disampaikan tiga fraksi di DPR, bukan dari ormas atau lembaga lain.

"Sampai sekarang, belum ada ormas yang mengusulkan (pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Gus Dur)," katanya.

Share/Save/Bookmark

Indonesia Tersingkir di Kandang

Timnas Indonesia gagal tampil di putaran final Piala Asia 2011 setelah kalah 1-2 (1-1) melawan Oman pada laga penyisihan grup B di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu malam.

Dengan hasil ini Indonesia tetap menempati juru kunci klasemen dengan tiga poin, sedang Oman membuka peluang lolos ke babak selanjutnya dengan tujuh poin. Kuwait dan Australia juga sudah mengumpulkan tujuh poin.

Babak pertama, pelatih Indonesia Benny Dolo memasang kiper Markus dan tiga penyerang, yakni Boas Sallosa, Bambang Pamungkas, dan Budi Sudarsono dengan pertahanan dimotori Charis Yulianto.

Sementara Oman yang ditangani pelatih Claude le Roy menurunkan kiper Ali Al Habsi dan di lini depan ada Al Hosni dan Ismail.

Di awal babak pertama, Indonesia mendapat tekanan dari permainan dari kaki ke kaki pemain Oman.

Menit 13, pemain Oman melancarkan tendangan jarak jauh namun dapat diantisipasi kiper Markus. Satu serangan balik Indonesia namun belum menekan pertahanan Oman yang dikawal kiper Al Habsi.

Oman yang mendominasi permainan akhirnya lewat tandukan Bait Doorbeen Fawzi mencetak gol pertama di menit 31 setelah mendapat umpan matang dari bola tendangan bebas Ahmed Hadid. Tendangan bola mati ini harus dilaksanakan dua kali karena tendangan pertama tidak sah.

Menit 36, pelatih Benny Dollo memasukkan TA Musafri menggantikan Budi Sudarsono. Masuknya Musafri mencoba mendobrak pertahanan Oman. Satu tandukkan Bambang dari tendangan pojok masih terlalu lemah dan dapat diamankan kiper Al Habsi.

Indonesia berhasil menyamakan kedudukan setelah Boas Sallosa lepas dari kawalan pemain belakang Oman dan menggetarkan gawang Oman yang dikawal Al Habsi. Kedudukan 1-1 hingga berakhir babak pertama.

Babak kedua, Indonesia kembali kebobolan setelah gerakan Ismail Sulaiman memperbesar gol. Kedudukan 2-1 untuk Oman.

Menit 64, Oman mulai mengubah formasi dengan memasukkan penyerang Hashim Saleh. Sementara Indonesia memasukkan M Robi dan Hariono.

Satu bola terobosan kembali ke Boas namun belum mengarah ke gawang Oman. Serangan-serangan Indonesia dengan mudah dipatahkan.

Pertandingan sempat dikacaukan dengan masuknya seorang penonton sehingga mengganggu permainan di "injury time". Pria itu langsung diamankan pihak keamanan. Kedudukan tak berubah 2-1 untuk Oman.

Dalam pertandingan ini wasit Saleh asal Malaysia mengeluarkan tiga kartu kuning untuk Charis dan Boaz serta Fawzi dari Oman.

Share/Save/Bookmark

Atap Gedung SD Ambruk Diterjang Angin

Dinding lantai tiga gedung SD Cipageran Mandiri I Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat, ambruk diterjang puting beliung dan menimpa bagian belakang serta lantai dua Puskesmas Cipageran.

"Saat kejadian saya sedang mengetik di lantai dua, dan tiba-tiba ada suara keras seperti ledakan bom menimpa atap. Seketika ruangan di lantai dua penuh dengan debu dari tembok," kata saksi mata yang juga perawat di Puskesmas Cipageran, Nurhayati (26), Rabu.

Ia tidak menyangka angin kencang disertai hujan deras dan sambaran petir pada Selasa (5/1) sore akan menyebabkan ambruknya dinding lantai III gedung SD Cipageran yang letaknya bersebelahan dengan Puskesmas Cipageran.

"Bangunan SD Cipageran itu baru saja selesai dibangun, kalau tidak salah baru sekitar satu bulan yang lalu, tetapi entah mengapa bisa ambruk karena angin," katanya.

Menurut dia, selain merusak lantai dua Puskesmas Cipageran, dua unit komputer, satu buah layar infokus, tiga meja kerja, bak penampung air dan taman belakang puskesmas juga mengalami kerusakan akibat ditimpa reruntuhan tembok.

"Kerusakannya cukup banyak mas, tapi alhamdulillah tidak ada korban jiwa karena kejadiannya sore hari dan tidak ada pasien yang berobat ke puskesmas," kata Nurhayati.

Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan dan Gedung Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Yusi F Karim mengatakan ambruknya dinding SD Cipageran Mandiri I tersebut bukan karena kesalahan konstruksi saat proses pembangunan.

"Tidak ada kesalahan dalam konstruksi bangunannya, dan kami telah mengecek ke pihak pengembang," katanya.

Menurut dia, plafon bangunan yang terdapat di lantai tiga gedung tersebut tidak kuat menahan desakan angin yang masuk ke dalam ruangan kelas sehingga membuat bangunan tembok atau dindingnya terangkat dan ambruk mengenai bangunan puskesmas.

"Bukti kuatnya terjangan angin adalah runtuhnya dinding yang mengenai bangunan puskesmas. Kalau tidak ada angin, reruntuhannya pasti akan menimpa ke bawah, bukan ke samping (lantai dua puskesmas)," katanya.

Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah menghubungi pihak pengembang untuk memperbaiki dinding gedung SD yang ambruk akibat diterjang angin puting beliung itu.

Share/Save/Bookmark

Penghormatan Terhadap Gus Dur Bukan Dengan Gelar

Penghormatan terhadap almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bukan harus dengan pemberian suatu gelar atas ketokohannya, kata pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang, K.H. Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf).

"Menghormati Gus Dur bukan dengan gelar tetapi dengan menghidupi semangat Gus Dur," katanya di sela peringatan tujuh hari wafat Gus Dur di kompleks Ponpes API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Magelang.

Pada tahun 1957 hingga 1959, Gus Dur menjadi santri di Ponpes Salafi API Tegalrejo yang dipimpin ulama karismatis, K.H. Chudlori. Chudlori wafat pada tahun 1977 sedangkan Gus Yusuf adalah salah satu anaknya.

Keluarga Gus Dur, katanya, tidak ingin mempersoalkan pemberian gelar pahlawan terhadap Presiden ke-4 RI itu.

"Apalagi sekarang sudah dipolitisir," katanya.

Ia mengatakan, berbagai ajaran tentang nilai dan ilmu yang disampaikan Gus Dur harus bisa diwariskan kepada generasi penerus bangsa.

Ajaran Gus Dur itu, katanya, antara menyangkut keberaniannya berkata benar meskipun terasa pahit, pentingnya perlindungan terhadap kaum minoritas, dan penghormatan terhadap suatu perbedaan.

Peringatan tujuh hari wafat Gus Dur di Ponpes Tegalrejo antara lain dihadiri para santri, komunitas lintas agama dan golongan, seniman, serta budayawan setempat.

Sejumlah tokoh Magelang yang hadir antara lain Pimpinan Perkumpulan Sinar Kasih Tau Magelang, Tedy Hartanto Tamsil, pimpinan Kelenteng "Liong Hok Bio" Kota Magelang, Paul Candra Wesi Aji, Koordinator Badan Kerja Sama Gereja-Gereja Kristen Kota Magelang, Pendeta Parlaen.

Kemudian dua rohaniwati Gereja Katolik Santo Ignasius Kota Magelang masing-masing Suster Lidwina dan Suster Verona.

Pada kesempatan itu penyair Kota Magelang, Es Wibowo membacakan puisi "Obituari Gus Dur", kolaborasi seniman Teater Fajar Universitas Muhammadiyah Magelang dan Teater Bias SMK 17 Kota Magelang mementaskan performa "Massa Tanpa Ulang".

Sebuah grup musik asal Wonosobo pimpinan Hadiyanto mementaskan musik kreatif "Kiai Langit", dan seniman Magelang, Ardhi Gunawan membacakan geguritan "Slaman Slumun Slamet".

Belasan anggota komunitas Tempat Ibadah Tri Dharma Kota Magelang melakukan doa untuk Gus Dur dan dua budayawan Magelang yakni Sutanto Mendut dan Romo V. Kirjito, secara bergantian menyampaikan testimoni masing-masing tentang sosok Gus Dur.

Share/Save/Bookmark