Sabtu, Desember 19, 2009

Wagub Mengaku tak Tahu Menahu Patung Obama

Di tengah penolakan sebagian masyarakat terhadap berdirinya patung masa kecil Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Wakil Gubernur DKI Prijanto mengaku tidak tahu-menahu mengenai keberadaan patung tersebut. "Saya tidak bisa memberikan komentar, karena saya juga tidak tau ujung pangkalnya," kata Prijanto setelah memberikan penghargaan Anugerah Budaya 2009 kepada pemerhati, Seni, Seniman, Lembaga SeniBudaya dan Pemilik/ Pengelola Bangunan Cagar Budaya, Balai Agung, Jakarta, Rabu.

Selain itu, Wagub juga mengaku tidak tahu siapa yang memberikan izin untuk mendirikan patung yang kemudian ditentang masyarakat lewat grup Facebook, jaringan pertemanan dunia maya serta beberapa tokoh masyarakat yang telah memberikan komentar. "Saya tidak tahu yang kasih izin siapa. Yang punya ide juga tidak pernah cerita sama saya," kata Wagub.

Sejak didirikan beberapa hari setelah peresmian patung tersebut pada tanggal 10 Desember lalu, anggota grup "Turunkan Patung Barack Obama di Taman Menteng" hingga hari ini telah mencapai 27.000 orang. Pendiri grup itu, Heru Nugroho menyatakan Barack Obama memang pernah menjalani masa kecil di sebuah rumah di bilangan Menteng Jakarta Pusat dan walaupun saat ini telah mengukir sejarah sebagai Presiden Amerika, Barack Obama adalah seorang warga negara Amerika.

"Dia bukan siapa-siapa bagi sejarah bangsa Indonesia yang berdaulat dan berjati diri sebagai bangsa merdeka," tulis Heru di deskripsi grup tersebut. Heru menilai Barack Obama tidak (atau belum) memiliki kontribusi yang penting untuk Bangsa Indonesia. "Jika boleh dibilang, Obama hanya pernah numpang makan dan berak di Menteng saja. Selanjutnya hari-harinya adalah kehidupan sebagai orang Amerika," tulisnya.

Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana mengatakan pendirian patung yang dimaksudkan sebagai simbol untuk mengenang jasa seseorang sah-sah saja namun juga harus memperhatikan keinginan masyarakat sekitar yang mengatakan sebaiknya patung Obama tersebut diganti dengan patung pahlawan setempat. "Kalau masyarakat menghendaki, kenapa tidak," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Prijanto menginginkan kedua pihak, sebagai yang mendukung dan menolak berdirinya patung tersebut untuk bertemu dan menceritakan duduk permasalahannya. "Yang punya inisiator saja tidak pernah bicara sama saya. Kan segala sesuatu pasti ada baik buruknya dan tidak akan ketemu kalau tidak di satukan artinya kacamata apa yang memasang dan kacamata apa yang menolak patung tersebut," ujarnya.



Share/Save/Bookmark

Tidak ada komentar:

Posting Komentar